Lebih Dekat Dengan Pejuang TB #Part2

20.12.00

PART 2



Esok paginya, saya terbangun dengan kepala pening. Agaknya terlalu capek karena perjalanan yang cukup panjang sehari sebelumnya. Saya lihat jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Buru-buru saya mandi karena kita harus sampai jam tujuh pagi untuk sarapan pagi di lobby.  Saat itu saya sudah melihat mbak Diu teman satu kamar saya yang sudah rapih…busetttt

Selesai mandi, kita bergegas ke lantai bawah untuk sarapan, dan setelah beberapa menit kita langsung menuju ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk lebih berkenalan dekat dengan para pejuang TB.

Makhluk yang bernama Blogger #SahabatJKN
TB bukan hanya sekedar penyakit medis, tapi sangat kompleks dan luas, sehingga tidak cukup hanya pengobatan tapi lingkungan juga harus dijaga.  TB itu menular jadi pasien harus mau diobati & rela mengikuti prosedur pengobatannya sehingga tidak menulari yang lain dan bisa segera sembuh.

Ketika penyakit TB tidak diobati dengan benar, kemungkinan besar 15 orang akan tertular RSHS Merupakan Rs Umum, bukan Rs khusus paru namun memiliki program pengobatan dan perawatan TB.

Agar tidak tertular virus TB sebaiknya kita menggunakan masker khusus N95 yang berfungsi menangkis masuknya bakteri TB. Support dari orang-orang terdekat untuk sembuh bagi seorang pasien TB akan menyembuhkannya bersama Obat.

Kenali Gejala TB

Sempat berdialog dengan salah satu pasien TB sebut saja namanya Ani yang bercerita sedikit tentang kehidupannya.

“Rumah saya dari sini membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam menggunakan angkot, dan setiap hari saya harus kesini hanya untuk minum obat”

Sungguh luar biasa, merinding mendengarnya karena setiap hari harus bolak-balik RSHS hanya untuk meminum obat yang sudah diberikan gratis oleh pemerintah.

“Salah satu motivasi saya untuk sembuh adalah untuk anak saya dan untuk orang-orang yang saya sayangi, sempat frustasi dan depresi karena setiap hari harus minum obat yang ada efek sampingnya seperti mual dan pusing”.



“ga kebayang” rasanya sesak dada ini mendengarkan penuturan dari mereka.
Ada yang sampai 12-24 bulan untuk menjalani pengobatan TB sampai mereka benar-benar dikatakan sembuh oleh medis. 

Lanjut ke klinik Teratai konsen ke HIV 

“Waspada benjolan disekitar leher dan sariawan berkepanjangan, bisa jadi gejala HIV” terang dr. Nirmala.
Banyak pasien HIV yang merasa malu untuk datang ke Rumah Sakit sehingga sangat menyusahkan proses pengendalian virus HIV. Banyak faktor utama, yang pasti kebanyakan lokasi rumah yang jauh dari Rumah Sakit, faktor biaya transportasi dan faktor-faktor lainnya.

Add caption


Sementra pasien HIV sangatlah rawan terkena penyakit lainnya, salah satunya TB yang 6x lebih gampang menyerang ketahanan tubuh mereka.

Dan acara yang paling membuat dada ini sesak, sharing bersama mantan pasien TB MDR yang sekarang sudah sembuh, banyak sekali kisah menyedihkan yang mereka alami, salah satunya dijauhi oleh orang-orang yang mereka cintai. Bahkan ada yang sampai diceraikan.

Dewi salah satu mantan pejuang TB yang sudah sembuh setelah menjalani pengobatan selama satu tahun membagikan kisahnya yang luar biasa kepada kami.

Banyak dari mereka yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Jadi support dari orang-orang terkasih merupakan salah satu hal yang bisa membuat mereka bertahan dan tidak down.

“Saya kecolongan karena belum sempat sembuh sudah keburu hamil” jelas Dewi

“Tapi saya keguguran pada usia kandungan memasuki 4 bulan” Sejenak hening

“Saya juga diceraikan oleh suami waktu itu” Butir air mata menggumpal di pelupuk mata saya , tapi sebisa mungkin saya tahan untuk tidak menetes. 

Terbayang ada diposisi dia, pasti sangat sulit waktu itu.

“Setelah sembuh saya pasang foto terbaru saya di facebook dan sang mantan suami melihatnya sehingga ingin rujuk” Soryyyy yeee emang laki Cuma situuuu enaknya doang

“Saat ini saya juga ikut memberikan pendampingan kepada para pasien TB” Sungguh mulia, semoga diberikan jodoh yang lebih baik ya mbak.

Ada juga Lia, yang dulu sempat dipisahkan oleh anaknya selama 1 tahun. Dia hanya bisa melihat anaknya dari foto-foto yang dikirimkan oleh keluarganya, dan setelah dinyatakan sembuh, dia baru bisa melihat dan memeluk anaknya. Jadi sedih :(


You Might Also Like

2 komentar

  1. Ada saya... ada saya!!! Terbayang lah bagaimana perasaan Teh Dewi saat harus kehilangan janin plus ditinggalkan suaminya... hiks... tapi salut, bisa berbalik jadi pejuang tangguh... hebat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ya mbak :( saya nggak bisa bayangin

      Hapus

Jangan Lupa Comment and Share yah ^.^ Thankq

Pinterest

Blogger Bojonegoro

Member Of

Emak2 Blogger