Apa Kabar Sayang

21.36.00

Halo sayang, apa kabar? kamu disana baik-baik aja kan. Sayang, aku rindu kamu, aku rindu saat-saat kamu ada disini bersamaku. Berbagi canda, tawa dan kesedihan bersama. Aku rindu itu sayang, apa kamu bisa merasakannya? aku pesimis sayang. Hidup tak semudah yang kamu katakan, andai kamu ada disini dan kuatin aku, andai sayang.

Masih sama seperti hari kemarin. Aku merasa sendiri walau berada ditengah keramaian. Aku merasakan sakit yang mendalam walau ditengah kicauan canda para teman-temanku.
Aku merasa ada yang hilang semenjak kepergianmu sayang.
“yank I LOVE YOU .. hari ini gag ada kegiatan, kita jalan yuk..”
Pesan dinding pun masih sering ku kirimkan dalam jejaring sosial milikmu mas.
Hal rutin mengunjungi makam mu juga tetap kujalani sampai sore tadi. Menulis pesan singkat ke ponselmu, menteriaki kata ‘yank’ sebagai panggilan sayang kita saat melintasi rumahmu tadi, sampai membuat tulisan dinding di jejaring sosial milikmu. Entah apa yang terjadi, tapi hati ini selalu menolak untuk menerima kenyataan yang ada.
Kadang aku ikhas tapi hanya sesaat, karena diwaktu aku sendiri aku kembali merindukannya.

“kamu dari mana Nov?” tanya teman ku yang selalu memerhatikan aku semenjak kepergian kekasihku.
“dari makam” jawabku singkat
“kayanya setiap hari kamu kesana deh.. kamu harus bisa terima kenyataan Nov”
“SULIT dan TIDAK SEKARANG” jawaban yang pesimis selalu aku lontarkan dikala para sahabatku mulai meminta aku untuk tidak terlarut terlalu dalam pada suasana berkabung.
Ini sangat sulit dan memang tidak mudah ..
Aku selalu merasa sendiri semenjak kepergiannya. Mungkin karena aku terlalu mencintainya, karena aku terlalu menyayanginya, karena aku begitu ingin terus bersamanya.

“Sayang, kenapa harus hari ini? kenapa harus sekarang? kenapa  !!”
Mungkin kalau ada orang melihat aku dikuburan kekasihku, mereka akan menganggap aku ini wanita gila. Jelas saja, aku selalu berbicara sendiri disana.
Sewaktu kekasihku masih hidup, hanya dia teman yang selalu mendengarkan aku bercerita, dia yang selalu mendengarkan keluh kesahku, emosiku, dan segala kebahagiaan yang aku alami disetiap detiknya.
Makanya saat aku berada dimakam kekasihku, aku selalu berbicara kepadanya layaknya saat dia masih hidup.

Aku tidak tahu harus bercerita kepada siapa lagi, Tuhan mungkin bosan mendengarkan cerita ku, karena Dia sendiri tahu apa yang aku alami. Tapi kekasihku ? saat dia masih hidup dia selalu siap mendengarkan apa yang hendak keluar dari mulutku.
Sekarang dia sudah tidak ada, dan mungkin dia akan tahu segala apa yang terjadi kepadaku layaknya Tuhan. Lalu siapa lagi yang hendak kujadikan tempat cerita? Aku sendiriii … dan memang hanya sendiri.
Sahabat, teman bahkan keluargaku terkadang sangat amat sibuk dengan segala masalah dalam hidup mereka.

Masalah cinta, masalah uang, masalah pekerjaan dan masalah terhadap dirinya sendiri..
“Kenapa harus aku Tuhan …” pertanyaan yang selalu aku lontarkan ketika pikiranku memulai ingatan tentang kesendirian.
Menangis, berdoa, berbicara pada Tuhan atau bahkan berbicara kepada kekasihku .. semua sudah kulakukan, tapi kenapa hati aku masih saja pilu !!
Kapan dan dimana kedamaian itu dapat aku rasakan?

“oke, kamu boleh kaya gini, tapi janji hanya 40 hari. Itu batas maksimal kesedihan kamu” saran sahabat karibku yang selalu mendukung aku untuk bangkit dari lara kesedihanku.
40 hari ? itu terlalu lama, jika memang bisa aku lakukan untuk SABAR, TABAH dan IKLHAS, aku ingin sekarang semua terjadi, aku letih berlarut-larut dalam kesedihan..
Tapi kenapa hati ini berkata TIDAK MAMPU !!, kenapa SULIT yang malah kurasakan disetiap detiknya. Kenapa selalu air mata kerinduan yang mengalir disetiap malam tiba !!
“kapan giliran aku ya sayang?” pertanyaan yang bersifat satu arahpun selalu ku paparkan didepan nisan kekasihku.

Jelas saja bersifat satu arah, biasanya kalau aku membuat cerita pendek, disetiap kutipan berisikan percakapan aku dan kekasihku.
Tapi sekarang ? hanya pertanyaan atau bahkan pernyataan yang tidak tahu mau dijawab apa.
Semua keluar dari mulutku tanpa ada yang merespon, kalaupun kekasihku membaca atau mendengar akan apa yang aku katakan dan keluh kesahkan, aku tidak tahu apa jawabannya.

Sekarang aku benar-benar sendiri. Padahal kalau dihitung dengan jemari yang ada, aku memiliki 2 sahabat dan 3 teman yang seharusnya bisa mengisi kekosongan dalam sisa hidupku.
Tapi entah apa yang membuat aku buta akan keberadaan mereka.
Aku selalu merasa sepi dan sendirian dalam mengarungi hidup ini. Mungkin karena aku belum siap menerima kenyataan akan pahitnya kisah cintaku bersama kekasihku.
Mana ada wanita atau pria didunia ini yang tidak berkabung duka jika ditinggal mati oleh kekasihnya.
Aku bingung dan aku merasa cacat dengan keadaan ini.
Aku ingin Tuhan tahu penderitaan yang kualami, kesepian yang kurasakan, keinginan untuk berjumpa dengan kekasihku walau hanya untuk mengatakan “LOVE YOU SAYANG !!”.

“emang kamu belum dimimpiin sama pacar kamu?” tanya Mila sahabatku.
“belum .. aku pengen dong ketemu dia, kamu kan sering ngeliat orang-orang yang sudah gag ada ‘mil …” pintaku memaksa.
“aku juga ga tau caranya, bingung kasih tahu ke kamu, mungkin dia belum siap, karena kamunya juga belum siap, maaf ya soalnya aku juga ga tahu kenapa bisa ngalamin hal kaya gitu, yang jelas kalau disuruh memililh aku ga mau kaya begitu, karena itu sangat menyakitkan ..” jelas bijak sahabatku.

“tapi kenapa dia ga pernah datang ke mimpi aku ya ‘mil… ??” tanyaku pilu, seakan aku benar-benar tidak akan pernah melihat wajah kekasihku walau hanya sekejap di dalam mimpi.
“karena dia tahu, kamu masih belum bisa menerima. Kalau dia datang, itu hanya akan membuat kamu berangan-angan lebih dan merasa hidup di dunia ini sendirian. Kalau sudah sama-sama siap, pasti akan dipertemukan oleh Tuhan..”

Jawaban hangat yang membuat aku selalu ingin sekali bisa mengiklhaskan kepergian kekasihku, aku ingin supaya kami bisa berjumpa walau hanya dibawah sadar tidur malam ku.
Kerinduanku begitu besar untuk bertemu dan mengatakan I LOVE YOU pada dirinya, ini yang membuat aku selalu ingin tidur pulas disetiap harinya, aku ingin cepat – cepat masuk kealam mimpi ku, dan berharap dapat menemuinya. Tapi ini sangat mustahil, sampai hampir dua pekan kepergiannya aku tidak pernah mendapatkan mimpi bersamanya.

Inilah yang membuat aku menangis disetiap kali aku terbangun dari tidurku, dikala aku menyadari sinar mentari sudah menebarkan kehangatan kepada sejuta umatnya, disaat aku mendapati ingatanku bahwa tidak pernah ada dirinya mendatangi tidurku.
“apa dia marah sama aku? Apa dia sudah benar-benar tidak mau menemui aku walau hanya dalam mimpi?”
Aku selalu menangis dan meluapkan kesedihanku didepan nisan kekasihku dikala aku ingat setiap hari aku mendatangi makamnya namun dirinya tidak pernah menghiasi lelapku dalam mimpi.
Ini yang membuat aku merasa sepi dan selalu sendiri, ini yang membuat aku merasa kehilangan seratus persen kekasihku.

“Kenapa tidak pernah datang dalam mimpi? Apa sudah tidak mau bertemu aku ? kenapa !!”
Doa singkat selalu aku haturkan disetiap malam tiba “biarkan malam ini aku melihat wajahnya walau hanya dalam semu belaka Tuhan … amin ”.
Tapi pagi kembali membanguniku, tanpa mimpi dan tanpa wewangian dari kembang makam yang kusirami setiap aku berziarah kekubur kekasihku.
“Apa yang harus aku lakukan !! apakah aku harus menunggu malam nanti, esok dan lusa ? untuk mendapati kekasihku dalam lelapku? atau apakah sebaiknya aku mati ? jika memang dia tidak dapat menemui ku dalam hidup ini?”

I miss you so .. 

You Might Also Like

0 komentar

Jangan Lupa Comment and Share yah ^.^ Thankq

Pinterest

Blogger Bojonegoro

Member Of

Emak2 Blogger