Menengok Kantor Realfood Winta Asia

04.39.00

Depan Kantor Realfood

Ada yang sudah pernah mendengar nama Realfood? Mungkin kalau aku menuliskan ini, kalian sedang memikirkan aku berkunjung ke kantor cabang Nutrifood?, Wingsfood?, Indofood? atau perusahaan mana lagi yang ada food-foodnya begitu? Hahaha. Eits jangan salah, Realfood ini adalah brand makanan dan minuman lokal dari Bojonegoro.

Realfood merupakan sebuah brand makanan dan minuman sehat dari Indonesia yang memiliki misi untuk membawa gaya hidup sehat ke dalam hidup masyarakat. Bahkan, dalam pemilihan bahan baku untuk produk yang akan di olah saja sangat selektif dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Brand ini juga mempunyai komitmen untuk menjalankan nilai sosial dalam perusahaan, dimana mereka percaya bahwa bisnis harus membawa dampak positif untuk hidup orang lain, baik itu untuk individu, keluarga, atau bahkan sebuah komunitas.

Nah, kali ini aku akan menceritakan bagaimana suasana di dalam kantor Realfood Winta Asia yang sempat aku kunjungi beberapa waktu lalu.

Ruangan Bergaya Tempat Nongkrong Anak Muda

Lorong Ajaib hehe

Ketika aku menginjakkan kaki pertama kali ke kantor ini, mataku langsung berbinar-binar. Yes, tempatnya selfieable banget mennnn. Nih ya, dindingnya tuh berwarna-warni cerah, banyak gambar-gambar seni juga yang menghiasi dindingnya. Lebih masuk ke dalam lagi aku kaget, kenapa ada kafe sekeren ini di tengah kantor? Coba aja di buka untuk umum, pasti udah keserang para alayers haha.

Selamat datang di Realfood

OOTD-able banget kan!

Meja para pekerjapun juga dibuat tidak bersekat, bahkan beberapa ada yang mengerjakan pekerjaannya di beberapa tempat, seperti di kafe, di perpustakaan, atau di ruangan berdinding kaca yang berisi balok-balok bangku yang di desain khusus di dalam kantor ini.

Ruang Kerja Karyawan

Kalau kalian memasuki ruangan ini, kalian tidak akan merasakan seperti sedang memasuki sebuah kantor, karena tempatnya lebih mirip tempat nongkrong daripada kantor yang biasanya terkesan monoton, sumpek, kaku, birokratis, ya gitu-gitu deh, seperti suasana kantor pada umumnya.

Nah, ini juga di dalam kantor, seperti di Timur Tengah, yha? :D

Sebagian Besar Karyawan dari Generasi Y

Pantas saja, kantor ini bergaya anak muda banget, karena rata-rata mereka yang bekerja di tempat itu adalah generasi Y yang berumur sekitar 25 tahun. Sangat berbeda jauh dengan perusahaan lama yang kebanyakan umur karyawannya juga sudah tidak bisa di bilang muda.

Pendiri dari perusahaan ini ternyata juga masih sangat muda, umurnya juga sepertinya masih sekitar 25 tahun, kayaknya sih...biasanya muka juga bisa menipu usia hehe. Pendiri dari Realfood Winta Asia ini adalah Edwin Pranata, kayaknya sih nama “Winta” itu singkatan dari Edwin Pranata. Masuk akal kan? Haha. Yang jelas orangnya baik, sangat baik dan sangat ramah sekali. Berikut profilnya.

Edwin Pranata, Founder Realfood

Revolusi Industri Pangan dari Bojonegoro

Perusahaan ini mengedepankan misi sosial, penggunaan tekhnologi digital dalam proses pembuatan produk, misi kewirausahaan, dan penggunaan tekhnologi pangan yang memberikan nafas baru di dalam industri ini dan tentunya ini menjadi fenomena baru.

Karena kebanyakan karyawan di Realfood ini merupakan generasi Y, maka sudah pasti mereka-mereka ini juga mengadopsi tekhnologi digital dalam proses pembuatan produknya. Bahkan sejak pembuatan botol, mereka menggunakan teknologi digital.

Cafe di dalam Kantor

Botol dari produknya di desain oleh tim mereka sendiri, mereka tidak memesan botol yang sudah jadi, tapi mereka mendesain sesuai selera mereka, seperti apa botol yang akan di gunakan, kemudian memesan botol tersebut ke produsen botol. Tidak terbayangkan sebelumnya disebuah pabrik pangan tenaga-tenaga kreatif ini mempunyai peran strategis.

Desain lainnya adalah desain kemasan dan promosi produk. Mereka lebih mengandalkan media sosial untuk penjualan. Tidak mengherankan jika di pabrik pangan ini terdapat berbagai ahli, mulai dari desainer digital, pemasaran digital, hingga fotografer dan videographer.

Ini bukanlah sebuah kantor industri digital. Akan tetapi, sebuah pabrik minuman sarang burung walet, Realfood. Lokasinya bukan di kota besar seperti Jakarta, melainkan sebuah kota kecil di Jawa Timur, tepatnya di Desa Mulyoagung di pinggir Kota Bojonegoro.

Realfit, Drink With Purpose

Produk Realfit

Buat kalian yang bertanya-tanya, ini perusahaan apaan sih, dari tadi yang di bahas kantor bergaya anak muda, revolusi pangan, generasi Y, terus mana produknya? Ada dong yang pasti produknya. Perusahaan ini mengeluarkan produk minuman dengan nama Realfit.

Realfit terbuat dari 100% sarang burung walet asli dengan kandungan alami berupa protein dan kalsium yang tinggi. Minuman ini tidak saja baik untuk menyehatkan tubuh, namun juga membawa dampak positif terhadap lingkungan dan hidup orang lain.

Lebih Lengkapnya mengenai produk ini, mulai dari khasiat, rasa, harga dan tempat dimana produk ini di jual, kalian bisa baca di Realfit, Minuman Sejuta Manfaat dari Sarang Burung Walet.

Chelsea Olivia juga penyuka Realfit

GEMA ( Generasi Matoh ) Misi Sosial dari Brand Realfood

Generasi Matoh

Meski perusahaan ini menghasilkan limbah yang sangat sedikit, akan tetapi nilai sosial yang tertanam dalam misi membangun perusahaan ini sangatlah kuat, sehingga terbentuklah sebuah komunitas Generasi Matoh.

Melalui program ini, seluruh karyawan Realfood harus mengunjungi desa dan berinteraksi dengan anak-anak desa yang menjadi sasaran tujuan Gema. Mereka memotivasi anak-anak untuk menggapai cita-cita dan berpendidikan. Mereka sudah beberapa kali melakukan kegiatan ini dan rencananya bulan ini akan di adakan open Recruitmen untuk Duta Gema yang di buka untuk masyarakat umum.

Bagi kalian yang penasaran dengan Gema, Kalian bisa membaca tulisan mengenai Gema di Generasi Matoh, Gerakan Sosial berbagi dengan Anak-Anak

Kemunculan Realfood merupakan angin segar dalam industri pangan yang bisa dikatakan sebagai Era baru dalam perindustrian. Semoga konsep-konsep penjualan yang mengutamakan nilai-nilai seperti ini dapat di contoh, dan konsep bisnis lama yang hanya mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa melihat keuntungan konsumen dan juga masyarakat sebagai pembeli juga dapat diubah menjadi lebih baik.